• Tanaman Sumber Nectar

    Ayo Tanam Pakan Lebah, kita selamatkan lebah dari kepunahan LebahMyID

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

KEBUN LEBAH – Sebuah Model Alternatif untuk Lebah Tanpa Sengat

Tulisan ini berupaya untuk memberi ilustrasi bagaimana mengembangkan budidaya lebah tanpa sengat yang dimulai dari sebuah kebun yang berukuran sekitar 1000 m2 yang dapat diduplikasi atau dikembangkan menjadi beberapa kebun sesuai dengan kapasitas lahan yang tersedia.

Kecepatan duplikasi kebun bergantung pada kemampuan koloni lebah untuk tumbuh dan berkembangbiak. Untuk tumbuh dan berkembang biak dengan baik maka dibutuhkan lingkungan yang ramah serta bersahabat dengan lebah. Salah satu yang utama adalah penyediaan pakan berupa vegetasi yang utamanya terdiri dari kelompok vegetasi yang menghasilkan polen, nektar dan resin (NPR).

Kami membuat sebuah model kebun seluas sekitar 1000 m2 untuk menampung 40-50 koloni lebah jenis Tetragonula biroi yang terintegrasi dengan vegetasi yang dirancang untuk menghasilkan pakan NPR yang melimpah. Tentunya jenis tanaman yang dipakai bisa disesuaikan dengan sumberdaya yang ada di setiap daerah. Termasuk memasukkan jenis tanaman lokal atau eksisting yang bisa dimanfaatkan sehingga bisa menghemat biaya dan waktu.

Berikut rancangan kebun yang kami maksudkan.

Kebun seluas 960 m2 dibagi menjadi beberapa ruang untuk kelompok tanaman penghasil nektar (berwarna hijau muda), kelompok tanaman penghasil polen (berwarna kuning) dan kelompok tanaman penghasil resin/getah (berwarna hijau tua).

Kelompok tanaman penghasil nektar terdiri dari jenis pepohonan dan semak yang bersifat tahunan, beberapa juga bisa menghasilkan polen dan resin. Dipilih jenis tanaman yang diharapkan makin berumur makin melimpah pakan yang dihasilkannya. Ada yang instan (jangka pendek) bisa menghasilkan nektar seperti jenis semak euphorbia, batavia, xanthostemon, heliconia, air mata pengantin. Sedangkan yang jangka panjang adalah jenis pepohonan seperti kersen, akasia dan pisang.

Kelompok tanaman penghasil polen didominasi oleh jenis tanaman semusim dengan maksud untuk menjamin ketersediaan polen yang melimpah sepanjang tahun. Tanaman ini bisa dipergilirkan jadwal penanamannya sehingga bisa tersedia setiap waktu sepanjang tahun. Tanaman yang dipilih adalah jenis yang bisa menghasilkan biji atau benih dalam jumlah banyak setiap pohonnya sehingga akan sangat efektif memenuhi kebun dalam waktu yang cepat. Sebagai contoh tanaman celocia (jengger ayam) dengan membeli 1 sachet benih yang berisi 50 biji setelah tumbuh bisa menghasilkan ribuan biji yang bisa ditanam kembali dikebun sehingga selanjutnya bisa menghemat biaya penanaman.

Kelompok tanaman penghasil resin atau getah berupa jenis pepohonan yang bisa menghasilkan resin sepanjang tahun. Namun resin yang dihasilkan jika baru ditanam belum bisa langsung dimanfaatkan karena pohon muda belum cukup menyediakan kebutuhan resin dalam jumlah banyak sehingga perlu dipilih lahan atao lokasi yang secara alami sudah tersedia pohon besar penghasil resin. Penambahan pohon penghasil resin muda dilakukan untuk menambah ketersediaan dan variasi jenis resin atau untuk menambah mutu propolis yang dihasilkan.

Idealnya rumah/saung/gubug yang berisi stup atau koloni lebah diposisikan di tengah kebun (seperti yang terlihat dalam gambar di atas yang berwarna biru). Tanaman rambatair mata pengantin (dalam gambar di atas diberi warna pink) yang menjadi favorit lebah dalam mencari nektar dan polen ditanam di sekitar saung yang rambatannya akan menjalar hingga ke atas saung dalam hamparan seluas 12 m x 6 m (= 72 m2). Dengan sumber pakan yang sangat dekat dengan sarangnya diharapkan dapat meningkatkan efektifitas lebah pekerja dalam mengumpulkan makanan untuk ratu dan larva/anakan lebah.

Berikut gambar ilustrasi penempatan stup dalam saung yang dikelilingi tanaman rambat air mata pengantin:

Dengan program pengembangbiakan koloni yang baik maka setiap tahun koloni akan bertambah. Kecepatan pertambahan koloni lebah sangat bergantung pada kesehatan ratu dan koloninya dalam berkembangbiak, Kami asumsikan pertambahan koloni menjadi dua kali lipat setiap tahun (dalam realisasinya bisa 3 atau 4 kali lipat). Maka pertambahan koloni jika dimulai dari 50 stup pada tahun kedua akan bertambah menjadi 100 stup (2 saung = 2 kebun), tahun ketiga menjadi 200 stup (4 saung = 4 kebun), tahun ke-IV menjadi 400 stup (8 saung = 8 kebun) dst.

Berikut ilustrasi perkembangan kebun setiap tahun dalam lahan seluas 1 ha:

Dengan model rancangan kebun lebah tanpa sengat seperti ini diharapkan akan membantu memudahkan pelaku budidaya lebah tanpa sengat untuk mengembangkan usahanya dengan lebih terarah. Tentu saja model seperti ini bisa dimodifikasi sesuai keperluan dan kondisi riil di lapangan,

Saat ini kami sedang mengaplikasikan model kebun di atas dengan mitra yang memiliki vila dengan luas lahan 2.8 ha yang salah satu bagiannya akan dijadikan sebagai kebun untuk lebah tanpa sengat. Bagi anda yang ingin memiliki kebun lebah tanpa sengat dengan model di atas silahkan menghubungi kami. BoBeeFarm 085370508081

lebahtanpasengat.com


Share:

 

Tristan finalis pangeran dan puteri lingkungan hidup 2020 proyeknya Budidaya Maggot. Setiap hari Tristan tetap menjalankan rutinitas untuk mengambil sampah sisa makanan di warteg adopsi dan sampah sisa sayuran di rumah kompos keputran. Dalam 1 hari Tristan bisa mengurangi 100 kg sampah organik dengan maggotnya. Tristan berharap pemerintah bisa mengurangi sampah organik dengan beberapa media salah satunya budidaya maggot dengan jumlah lebih besar.

Tonton disini...

Share:

SIARAN PERS: KKP BANGUN TUJUH INDUSTRI PAKAN PERCONTOHAN BERBASIS MAGOT

Jakarta (1/3) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bangun 7 unit model percontohan maggot skala industri. “Maggot berpeluang cukup besar untuk dijadikan sebagai bahan baku alternatif pakan berprotein tinggi bagi pertumbuhan ikan”, jelas Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Slamet Soebjakto, di Jakarta, (28/2).


Slamet menuturkan, maggot mempunyai peluang sebagai bahan baku alternatif pakan ikan yang dapat mengurangi penggunaan tepung ikan, dengan kandungan nutrien yang lengkap dan kualitas yang baik serta dapat diproduksi dengan kuantitas yang cukup dalam waktu singkat secara berkesinambungan.

Rencana aksi pembangunan budidaya maggot tahun 2020 adalah pembangunan 7 unit model percontohan maggot skala industri di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo dan Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang.

Sejatinya, maggot merupakan organisme yang berasal dari telur Black Soldier Fly (BSF), pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa. Maggot dapat diproduksi dengan mudah dan cepat. Panen maggot dapat dilakukan mulai dari usia 10 hari hingga 24 hari, dimana telur Black Soldier Fly (BSF) sudah menetas dan memasuki fase larva yang tumbuh sekitar 15-20 mm hingga sebelum masuk fase pupa.

Slamet menerangkan bahwa maggot dapat diproduksi dalam waktu singkat, maggot dapat tersedia dalam jumlah melimpah dan sepanjang waktu, tidak berbahaya bagi ikan dikarenakan bukan vektor penyakit serta maggot mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan yakni kandungan protein sebesar 40-48% dan lemak 25-32%.

“Produksi budidaya maggot tidak membutuhkan air, listrik, bahan kimia, dan infrastruktur yang digunakan relatif sederhana, serta maggot mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya”, terang Slamet.

Keunggulan lain maggot antara lain teknologi produksi maggot dapat diadopsi dengan mudah oleh masyarakat, dan maggot dapat pula diproses menjadi tepung maggot (mag meal) sehingga dapat menekan biaya produksi pakan.

“Melihat potensi yang dimiliki dari produksi budidaya maggot, maka kita perlu pengembangan industri maggot. Pengolahan sampah organik melalui teknologi biokonversi maggot diharapkan juga berperan dalam mengurangi sampah organik dengan cepat serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan juga ketersediaan maggot sabagai bahan baku alternatif pakan tersedia sepanjang waktu”, tegas slamet.

Menjadikan maggot sebagai bahan baku alternatif pakan pada budidaya ikan memiliki tantangan. “Dibutuhkan ketekunan juga edukasi terhadap masyarakat terkait sampah organik merupakan sumber material yang masih memiliki nilai manfaat sebagai bahan baku media budidaya maggot, berawal dari sumbernya yaitu rumah tangga, sehingga harus dipilah mana organik dan anorganik. Kualitas maggot tergantung dari bahan baku media budidaya yang digunakan,” ujar Slamet.

Menurut penuturan ketua kelompok pembudidaya ikan leles lestari sekaligus pembudidaya maggot, Yosep Purnama, pakan Ikan yang menggunakan bahan baku tepung maggot sebesar 30-35% terbukti menghasilkan FCR sebesar 0,8 untuk budidaya ikan nila, dan nilai FCR 0,85 - 0.95 untuk budidaya Ikan Mas dan Ikan Gurame.

“Penggunaan tepung maggot dapat menghemat biaya bahan baku pakan ikan sebesar 50-60% melalui Pakan Mandiri berbasis Maggot,” ujar Yosep.

Yosep menambahkan bahwa larva BSF dapat diproses menjadi minyak sebagai pengganti lemak hewani atau minyak ikan dalam pembuatan pakan ikan serta kandungan asam laurat yang tinggi, telah terbukti memiliki sifat antimikroba.


“Pembudidaya Ikan saat ini diberatkan oleh pakan yang mahal. Sehingga harapannya dengan budidaya maggot ini secara masif dan aksesnya mudah didapat baik secara volume maupun kualitas, yang nantinya memudahkan peluang peningkatan nilai tambah dan diharapkan dapat memberikan multiplier effect kepada pembudidaya ikan khususnya secara berkelanjutan serta mendorong pengembangan budidaya perikanan,” harap Slamet.

HUMAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

Share:

Penyelidik UPM temui gula trehalulosa dalam madu kelulut, baik untuk kesihatan


 » BERITA » Penyelidik UPM temui gula trehalulosa dalam madu kelulut, baik untuk kesihatan

Penyelidik UPM temui gula trehalulosa dalam madu kelulut, baik untuk kesihatan

SERDANG, 4 Ogos 2020 : Penyelidik Universiti Putra Malaysia (UPM) berjaya membuat penemuan gula ‘trehalulosa’ dalam madu kelulut sebagai gula utama yang tidak terdapat dalam kuantiti yang banyak dalam madu yang dihasilkan oleh lebah lain.

https://upm.edu.my/berita/penyelidik_upm_temui_gula_trehalulosa_dalam_madu_kelulut_baik_untuk_kesihatan-57798

Share:

TV Desa Kutaraja

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Banda Aceh, Aceh, Indonesia
Saya Bobby seorang Penggerak Swadaya Masyarakat pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh WA. 085370508081

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.